/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/symbols/sym-5/sym461.cur), progress Islam Ornamental Art 2

bintang

Get widget

Sabtu, 12 Desember 2015

amil, aku dan negeri melayu



Jika ada 99 cahaya di langit Eropa. Ada 100 cahaya di langit ASEAN.
Negara bagian ini, berjumlah 10 diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, Laos. Thailand, Vietnam,Kamboja, Filiphina  dan Timor Leste.
Kami (aku dan kawanku ), amila begitulah ku panggil namanya. Tidak terasa hamper satu bulan kami berada di Negara Gajah putih ini. Tepat tanggal 15 besok lusa keberadaan kami tepat satu bulan. Bukan hal yang mudah melewati segala sesuatu diluar negeri sendiri. Kami sempat menangis, bingung, takut, salah dan perasaan lainnya yang berkecamuk.
Tapi inilah hidup. Inilah pilihan yang dirasa tepat bagi sang pemilihnya.
Sesungguhnya nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan?(Qs. Al Waqi’ah)  Syukurilah segala sesuatu untukmu karena belum tentu yang lain mendapatkannya. Maju tak gentar asal kau benar untuk satu kata “Nyali”. Kami disini begitu terkagum-kagum akan banyaknya keindahan yang setiap detik disuguhkan. Bukannya kami membenarkan kata pepatah “rumput tetangga tampak selalu lebih indah”, tapi ini kenyataan. Kami tinggal di daerah bagian Narathiwat. Terpisahnya kami membuat kami menikmati egala sesuatu sendiri dengan suguhan apa adanya. Dulu, waktu kami di Indonesia kami sempat bermimpi akan banyak hal untuk pengabdian ini. Tapi tidak untuk sekarang berjalan apa adanya lebih nikmat. Kemarin hari Jumat kami 11 Desember 2015 kami sempat jalan-jalan. Berasa bebas sejenak dari rutinitas keadaan. Kami banyak bercerita tentang ini itu. Amila mengunjungiku bersama anak didiknya yang cantik dan menawan dia bernama Suhaini. Darinya kami banyak belajar tentang keanggunan seorang wanita. Betapa wanita harus dihargai dengan pakaian yang menutup seluruh aurat. Kami tak hanya belajar tentang itu, kami belajar akan indahnya kota yang menyuguhkan tempat wisata secara Cuma-Cuma. Pantai Nara begitulah disebutnya, dengan jajaran pohon yang bercerita akan tasbihNya. Amila sempat membeli kaos juga, kaos pertamanya di Thailand. Karena masih dalam suasana  hari bapak “Bike for dad” kami ikut menikmatinya, sepanjang jalan nongol tulisan bike for dad, dan yang membuat kami heran ternyata raja dalam keadaan sakit. Dan yang mengambil semua kebijakan masih Beliau. Maka dari itu, mereka yang berada di wilayah Thailand Selatan seperti Narathiwat , Yala, Pattani dan daerah kecil lainnya merasa terjajah. Bagi kaum muslimin menjalankan semua ajarannya tak bisa merdeka alias bebas. Dari sinilah kita sebagai generasi muda harusnya bangga dengan Indonesia yang berbagai macam cultur agama dapat hidup berdampingan dengan damai. Sekian cerita kami. Poto by Amilatul Farihah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar