THAILAND SELATAN
Di
Muangthai terdapat sekitar 2,2 juta kaum muslimin atau 4% dari penduduk
umumnya. Mereka banyak beragama Budha. Sebagai Negara yang berasaskan kerajaan,
mempunyai Raja beragama Budha tidak ayal jika banyak penduduknya beragama
Budha. Di Muangthai dibagi menjadi empat propinsi yang banyak menganut Agama
Islam yaitu Narathiwat, Yala, Pattani, dan Satun. Pekerjaan kaum muslimin di
Muangthai cukup beragam paling dominan petani, pedagang pasar, guru dan pegawai
pemerintah. Agama Islam di Muangthai menjadi minoritas, paling banyak di daerah
Pattani. Pada awal abad ke-tujuh Pattani menjadi pusat penyebaran Islam di Asia
Tenggara dan menghasilkan ulama besar seperti Daud Bin Abdillah bin Idris
Al-Fatani di Patani. Disemenanjung Malaya, Islam mula myakinkan penguasa
setempat di kota Malaka yang tadinya berada di bawah kekuasaaan raja Siam yang
beragama Budha. Sekian abad sebelumnya telah datang agama Hindu-Budha. Menurut
Geerzt ketika Islam dapat meluas lebih dalam di daratan Asia Tenggara dibendung
oleh kolonialisme sebagai kekuatan baru dalam tiga misi, yang kita ketahui 3g.
(gold,glory,gospel).
Masyarakat
Melayu sangat terisolasi dari Masyarakat Muangthai pada umumnya dan
karakteristik social budayanya cenderung untuk mengisolasikan diri. Seperti
wilayah Narathiwat, banyak masyarakatnya masih terbelakang. Padahal Pendidikannya
sesuai dengan wacana dunia, sarana dan prasarana memadai, banyak tenaga ajar
yang mumpuni. Misalnya saja, di sekolah Ma’had Narawith Islam daerah Kochcharat
1. Dasini, sekolah tidak bayar, semua peralatan dari tas, seragam, buku dan
alat tulis gratis. Asrama dan sekolah gratis, wifi 24 jam, dan ada tambahan
radio, rekreasi, penelitian, membuat syarahan atau jika Indonesia biasa
menyebut artikel. Tetapi jarang yang mau masuk sekolah, ketika saya mencoba
bertanya pada salah satu murid mereka menjawab malas belajar tak mau belajar.
Dilain pihak saya mencoba bertanya pada ustadz Abdul salah satu guru disekolah
tersebut beliau menjawab “ disini itu, adalah sekolahan rendahan. Mereka yang
bersekolah merupakan anak orang yang tidak mampu jadi untuk mau pergi kesekolah
saja sudah Alhamdulillah”. Begitulah tutur beliau.
Mereka
yang beragama Islam selalu diidentikkan dengan masyarakat pedesaan. Tidak ayal
jika orang Islam disini biasa menyebut orang selain Islam dengan sebutan orang
“Kafir”. Terus yang membuat saya terheran lagi mereka biasa menyebut kata
bid’ah dalam bidang apapun yang menurut mereka bukan tuntunan Islam. Mungkin
itulah salah satu penyebut banyaknya konflik disini. Bukankah dalam salah satu
teori jurnalis keberagaman yang saya dapat dari Bapak taufik Al amin ketika
kuliah ilmu sejarah “dilarang penyebutan kata –kata yang sensitive atau
cenderung men judge ”. Masyarakat Narathiwat sudah terbiasa dengan
keadaan seperti itu, bom atau petasan yang besar meledak juga biasa bagi
mereka. Masyarakat perkotaan di Narathiwat yang banyak berhubungan dengan
kerajaan mayoritas beragama Budha.
Pada
dasarnya Narathiwat bersama-sama dengan daerah tiga lainnya merupakan pusat
penyebaran Islam di Thailand. Secara Tradisional kesemua daerah ini mengalami
generalisasi yang disebut dengan daerah Fatoni yang berarti cerdas atau cerdik,
yang sampai sekarang kita kenal dengan nama Pattani. Penyebaran Islam di
Muangthai melalui perdagangan, Islam tidak dapat mendesak pengaruh Budha secara
cultural maupun politik. Karena Islam bukan sebagai yang mayoritas. Maka dari
itu, sering timbulah konflik antar agama di daerah ini. Ketika kamu berkunjung
kewilayah Pattani, Yala, Satun dan Narathiwat pasti akan kamu jumpai askar
(tentara ) setiap sepuluh meter. Siapa yang tidak mengenal kisruh meminta
kemerdekaan warga muslim di Thailand Selatan sepanjang tahun 2000. Oleh karena
itu, pihak keamanan dikerahkan maksimal untuk mencegah banyaknya peristiwa 2004
pembunuhan paksa dan penghilangan aktivis kemerdekaan Thailand Selatan. Hasil
wawancara saya dengan Tok Imam salah satu pemilik sekolah Tadika di daerah
lorong Bayo-Narathiwat menjelaskan, sebagai warga muslim mereka mengutamakan
sekolah agama. Ajaran agama haruslah yang diutamakan sebagai pembentukan
karakter dan moral. Setelah itu barulah menginjak kebidang umum. Kalau yang
sekarang ini tidak begitu, ujarnya. Penjelasannya menerangkan bahwa ajaran
agama sebagai ajaran tambahan dan pelajaran umum adalah utama. Mereka yang
mengikuti sistem kerajaan dan ingin sekolahnya tetap diakui mau tidak mau tidak
ada pilihan lain. Itu adalah jalan terbaik untuk membuat masyarakat Thailand
Selatan semakin maju dalam segala bidang. Semoga. Kaum muslimin sebagai
minoritas memang merasa tertekan dan tertindas. Dengan bukti terjadinya
berbagai pemberontakan bersenjata yang selalu timbul sejak awal abad ini.
Akhirnya Pattani dan ketiga daerah lainnya menjadi pusat persebaran ilmu agama
Islam hingga sekarang di Thailand. Bukti diantaranya, mereka yang dissebut
badan alumni Thailad Selatan membentuk perserikatan. Bidang kerja yang
dibawahinya mencakup berbagai aspek, sedangkan saya dkk masuk dalam
pengembangan bidang pendidikan dan lintas budaya melalui jendela ilmu
pengetahuan. Hingga saat ini saya mampu belajar banyak hal dari mereka. Misi
terbesar saya adalah membawa satu saja anak Thailand Selatan belajar di
Indonesia. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar