/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/symbols/sym-5/sym461.cur), progress Islam Ornamental Art 2

bintang

Get widget

Jumat, 08 Januari 2016

sungai itu saksi bisu



Golok jadi sungai
                Ini bukan hanya masalahmu tapi juga masalahku. Seberapa besar nyali yang kita punya diluar negeri akan tetap was-was bagi gadis seusiaku. Perjalanan itu aku tempuh bukan cukup sulit tapi sangat sulit. Hari-hari terasa lama, jam dan jarumnya seakan tak pernah beranjak dari satu angka keangka yang lain . begitu juga dengan mulut yang terkunci sulit untuk berkata-kata kecuali hanya untuk yang berkepentingan. Saat ini apa yang kurasakan? Aku juga tidak tau. Apakah salah? Apakah benar? Hanya saja aku tetap mencoba bertahan untuk mengikuti arus. Jika aku salah ? kenapa tidak ada yang menegurku. Inilah kesalahan pertama jika kamu merasa dewasa. Hehehehehhe
Menjadi gadis dengan tampilan cantik, stylis, modis bergandengan dengan pria tampan nan kaya adalah impian kami. Tentang hal itu kami tidak pernah munafik. Tapi, mungkin untuk sekarang perjalanan kami berbeda dari mereka yang berpenampilan seperti itu.
Sebelum berangkat kesini aku bertanya pada kawanku, “sebenarnya aku juga cantik, gak jelek-jelek amat”. Sambil ku pasang wajah sok imut sembari tertawa menghadapkan wajahku kewajahnya.
Lantas dengan sigap dengan tenaga menggebu ia menjawab “looh kamu baru tau ta kalau kamu gak jelek-jeleek mat tapi kamu ganteng” , dengan suara keras menghadap kewajahku, lalu suasana pecah kamipun tertawa berdua. Saat-saat malam minggu tiba, kami akan selalu meneriaki diri sendiri “jomblo mah di rumah aja”, kalau gak gitu kami akan banyak menerima kiriman meme dari teman sekelas atau teman sepermainan “kategori yang paling betah dimalam minggu,  pasti jomblo!”, “malam minggu gak kemana-mana pasti jomblo”, dan masih banyak lagi jomblo-jomblo yang mengirikan hal semacam itu. lalu aku akan berpikir keras, “padahal sesame jomblo. . . . . mengapa juga saling sindir atau mereka terlalu lama sendiri sehingga pacaran merek yaaaa dengan kejombloannya itu” hahahahaah, abaikan pikiran busuk saya itu…
Pernah juga aku membaca postingan teman perbandingan agama, macam ini “pilih pacar tuuch, anak perbandingan agama. Agama aja dipahami apalagi kamu”,,, eeech tau-taunya pacar tu anak bukan dari perbandingan agama. Busyit bangt gak tuch! Perasaan juga bercandaan ku “anak perbandingan agama mah gak ada yang bener adanya sakti” wakkwkakkwkwwk……
Satu postingan lagi dari kawanku yang sama dia bercerita malam itu dia dan kawannnya asik berdiskusi ditaman kota. Bagaimana tidak, seorang mahasiswa yang lagi hobi ngopi adrenalin mereka untuk diskusi akan tumbuh bebarengan dengan rasa ingin ngopi mereka. Sumpah kalau yang ini serius karena aku ngrasa sendiri. Lagi asik ngopi tiba-tiba lewat muda-mudi bergandengan mesra, sepuluh menit kemudia muda-mudi duduk bercandaan sambil tertawa dan berbisik satu-sama lai, selang beberapa menit kemudian taman kota malam itu penuh dengan dengan muda-mudi yang bergandengan tangan, ada yang lalu lalang hanya berjalan. Karena terlihat rame kawan diskusinya bertanya “ kenapa raame sekali yaaa , biasanya juga gak?” ,, nnnaaaah kawanku menjawab “tauk tuuuh” ,,, nyletuk deeeh akhirnya “naaaah loe pasti lupa kalau mala mini malam minggu”,,haahahahhahah begitulah kiranya kehidupan para-para jombloisme mereeka akan lupa tentang banyak hari yang dilaui untuk kesibukan mereka. Lalu kawannya bertanya “kenapa malam kita tidak seperti mereka, berdua-duaan mesra, bergandengan tangan atau bergoncengan motor dengan cewk yang menempl dibelakang kita…. Malam-malam bahkan malam minggu kita isi dengan kopi, buku-buku bahkan rumus tebal juga kitab-kitab”. Dengan nada sok puitis bak kyai ala santri bingits ia berkata “ jika kau tidak tahan sakitnya belajar jadilah bodoh by al ghazali”  ciiiieeeeeh. Sebenarnya malam itu masih banyak yang mereka lakukan. Tentunya akau tau dari postingan yang mereka upload tapi aku tak hendak bercerita tentang itu.
Tentang malam tahun baruku yang banyak juga muda-mudi keluar bersama kekasihnya. Aku bersama kawanku nilna, amil. Ang. Jalan-jalan ke sungai kolok. Aku tiba dirumah amila Keme luar pukul lima ptang … dari kejauhan aku berteria “amiiiiil aku datang”, ia menyambutku dengan antusia bak nkedatangan putrid dunia “nyaaaaaaah heeeh diantar siapa?”….. setelah itu bercakapan kami berlanjut sampai besok pagi. Banyak diskusi yang kami lakukan, tentang Indonesia bersama Gus Dur, Resolusi tahun depan, percintaanku yang sedikit suram, masa depan kuliah yang entah bagimana . satu pesan dari banyak psan malam itu yang kami dapa “bahwa dalam keadaan apapun loe harus berpikir positif. Pikirkan yang positif2 saja dan yang lain tinggalkan” tutur katanya malam itu memang bijak, ntah amil terkena sarang laba-laba dari mana otak blanknya mendapatkan pencerahan hingga keesokan harinya ia tak dapat tidur sama sekali ahhahaahahahahahah…….
Dalam perayaan taun baru kami mejenguk teman kami ANG. Kista yang dideritanya kambuh. Dari awal pertama ia datang sampai tahun 2016 datang ia tak kunjung sembuh. Dari keadaan itulah pihak kampus dan BA mengijinkan Ang pulang. Bayangkan menuju rumah mabk nilna, tempat hari-hri terakhir Dwi menuju perpulangan di Indonesia itu berada di daerah kampong munduk. Karena tak ada sepeda motor kami naik kereta api. Untung kawan dari darul islah anak-anak didik amil baik banget. Mereka mengantar kami ke Station Tanyong Mat, setelah itu menyelesaikan administrasi kereta. Kami tinggal berangkat. Kami berangjat pukul 07.44 tiba pukul 08.40 perjalanan yang cukup melelahkan . amil berkata “this first moment. Aku gak pernah naik kereta api nyaaaah, dan pertama naik di Thailnad”…. Lalu “bener amil,, haaaaaaaaa sumaph kereen looo bakal keinget sampai tua tuch” jawabku. Amil bilang “kau harus mengingatkanku di tau 2017 bahwa aku naik kereta pertama kali satu taun silam di Thailand” hahahaahahahah “okok” kujawab sambil banyak mengeluarkan candaan khasku yang kadang membuat amil susah paham karena akupun juga tak paham atas candaanku. Tiba dikampung munduk kami sempat mampir alias nggembel dipinggir jalan . dan,, tau apa yang kita lakukan (duduk dengan santainya makan bekal dari rumah amil) wakakkwkakkkwkkwkwk. Setelah kenyang kami bisa bertanya sana-sini. Cuaca hari itu tak bersahabat untuk sebuah perjalanan. Kampong munduk diguyur hujan cukup deras, banyak kereta body yang menuggu hujan reda, so kami pun juga harus menunggu. Bertanya kepada nenek – nenek ternyata memudahkan kami. Beliau bisa berbahasa melayu, jalan kami semaki mudah karena kami langsung turun di rumah nilna dengan bayaran 20 bath dan kereta api gratis,,,,, kami meghabiskan hari kami di rumah nilna dengan banyak bercerita. Tentang sakitnya ang sampai keperginnya ang meninggalkan Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar